Pacu Jalur Asal Riau Viral di TikTok, Aksi Dhika Picu Tren “Aura Farming” Mendunia


Sumber Gambar : mediacenter.riau.go.id
rakanila.com (07/07/2025) – Tren Aura Farming yang menampilkan bocah penari di atas perahu Pacu Jalur mendadak viral di media sosial, khususnya TikTok, sejak Juni 2025. Fenomena ini berawal beredarnya video seorang anak bernama Dhika yang menari penuh percaya diri di ujung perahu saat perlombaan Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau. Aksi Dhika menarik perhatian warganet karena gerakannya yang khas dinilai memancarkan aura kepemimpinan dan kepercayaan diri, hingga kemudian diikuti oleh pengguna TikTok dari berbagai negara.
Dilansir dari www.antaranews.com, trend Aura Farming menjadi fenomena global setelah aksi Dhika, seorang bocah penari di ujung perahu Pacu Jalur, viral di media sosial. Dengan gerakan penuh percaya diri dan ritme tangan unik yang disebut netizen sebagai “aura farming”, Dhika berhasil mencuri perhatian hingga ke dunia internasional. Bahkan atlet sepak bola dunia dan pembalap F1 pun turut meramaikan tren ini lewat video video parodi mereka di TikTok.
Fenomena ini bukan sekadar viral semata. Pacu Jalur, sebagai tradisi kebanggaan masyarakat Riau, merupakan perlombaan perahu panjang yang digelar rutin di Sungai Kuantan. Dalam satu perahu, biasanya terdapat 40-60 pendayung yang dikenal sebagai “anak pacu”, didampingi oleh beberapa sosok penting seperti tukang tari, tukang concang, tukang timba, dan tukang onjai. Kehadiran penari kecil di bagian depan perahu bukan hanya elemen hiburan, tapi juga penyemangat bagi para pendayung untuk mencapai garis akhir dengan semangat membara.
Pacu Jalur telah ada sejak abad ke-17, digunakan awalnya sebagai alat transportasi pengangkut hasil bumi seperti tebu dan buah buahan. Seiring waktu, jalur dihiasi dan mulai diperlombakan antar kampung, bahkan pernah menjadi bagian dari perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina di era kolonial Belanda. Pada tahun 2014, tradisi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbudristek.
Seiring naiknya popularitas tren Aura Farming, muncul klaim dari beberapa warganet asal Malaysia yang menyebut Pacu Jalur sebagai bagian dari budaya mereka. Gubernur Riau, Abdul Wahid, menanggapi dengan santai namun tegas. Ia menyebut bahwa asimilasi budaya adalah hal wajar antar negara serumpun, tetapi ia menekankan bahwa Pacu Jalur memiliki bukti sejarah yang kuat sebagai budaya asli masyarakat Riau. “Ada upacara, ada ritual, dan ada proses panjang yang sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang,” ujarnya
Fenomena Aura Farming menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal bisa mendunia lewat kreativitas generasi muda. Tak hanya menghibur, tren ini turut memperkenalkan tradisi Pacu Jalur kepada khalayak global dan menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia yang kaya dan penuh nilai.
Penulis: Khoirunnisaa
Penyunting: Nadia Eksa Anisa Putri